Berita-rakyat sebelumnya telah memberitakan kasus penganiayaan terhadap dokter koas Muhammad Luthfi di Palembang. Kini, sorotan publik tertuju pada Lady Aurellia, diduga otak di balik peristiwa tersebut. Ia hanya mendapatkan sanksi skorsing tiga bulan dari Universitas Sriwijaya (UNSRI), setelah sebelumnya terancam dikeluarkan (DO).
Baca Juga
Informasi ini pertama kali beredar di media sosial X pada 13 Desember 2024, menampilkan tangkapan layar percakapan yang menyebutkan Lady berhasil mengurangi hukumannya melalui proses banding. Keputusan ini memicu gelombang kritik tajam dari masyarakat. Banyak yang menilai hukuman tersebut terlalu ringan, mengingat Lady diduga sebagai dalang penganiayaan yang dilakukan sopir ibunya, Sri Meilina, terhadap Luthfi. Motifnya? Lady disebut tak ingin bekerja saat libur Natal dan Tahun Baru.
Perbandingan dengan kasus Mario Dandy pun mencuat. Netizen di X ramai-ramai menyoroti kemiripan kedua kasus ini, menganggap Lady Aurellia mendapatkan perlakuan istimewa karena latar belakang keluarganya. "Haloo Mario Dandy, ada teman yg kelakuannya kek loe nih," tulis akun @joepride88, menyinggung kemiripan kasus ini dengan kasus penganiayaan David Ozora. Akun lain, @HadeanEon, juga menyoroti dugaan pengaruh latar belakang keluarga Lady terhadap ringannya hukuman yang dijatuhkan. Publik pun mempertanyakan keadilan dan transparansi proses hukum yang dijalani Lady Aurellia. Apakah skorsing tiga bulan sudah cukup sebagai hukuman atas dugaan perannya sebagai dalang penganiayaan ini? Pertanyaan ini masih menjadi perdebatan hangat di tengah masyarakat.
Tinggalkan komentar