Berita-rakyat mengabarkan polemik pembatalan pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia terus bergulir. Kejadian ini menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Sosiolog UI, Thamrin Amal Tomagola. Dalam diskusi bertajuk "Seni Sebagai Medium Kritik Kekuasaan" di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (22/12), Thamrin secara tegas menyoroti langkah kontroversial tersebut.
Baca Juga
Thamrin menilai pembatalan pameran bertajuk "Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan" yang menampilkan lukisan menyerupai Presiden Jokowi, merupakan serangan terhadap kritik atas etika negara. Ia berpendapat karya seni Yos Suprapto tidak melanggar norma dan justru relevan dengan isu krusial ketahanan pangan.
"Lukisan-lukisan Yos Suprapto mengarah pada persoalan etika negara yang paling mendasar, terutama menyoroti Presiden Jokowi. Kritik terhadap praktik kekuasaan melalui seni, menurut saya, tepat sasaran dan seharusnya dihargai," tegas Thamrin.
Lebih lanjut, Thamrin menghubungkan permasalahan ketahanan pangan dengan lemahnya komitmen pemerintah. Ia menuding maraknya impor beras, gula, dan komoditas lain sebagai bukti nyata kegagalan pemerintah dalam menegakkan kedaulatan pangan. "Impor besar-besaran ini menunjukkan kurangnya komitmen politik pemerintah," tandasnya. Menurutnya, karya Yos Suprapto justru menyuarakan keresahan publik terhadap kondisi tersebut. Pembatalan pameran ini, menurut Thamrin, menunjukkan adanya upaya pembungkaman kritik terhadap kekuasaan.
Tinggalkan komentar