Berita-rakyat.com, Jakarta – Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis baru-baru ini mengungkap fakta mengejutkan: publik Indonesia semakin takut untuk berbicara politik di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga
Hasil survei menunjukkan bahwa 51 persen warga Indonesia mengaku takut untuk berbicara politik, angka ini meningkat drastis dari 22 persen pada periode sebelumnya. Tak hanya itu, ketakutan terhadap kesewenang-wenangan aparat penegak hukum juga meningkat tajam, dari 32 persen menjadi 51 persen.

"Kinerja demokrasi di Indonesia telah mengalami kemunduran, dari hampir terkonsolidasi menjadi otokratik atau otoritarianisme, terutama dalam lima tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi," ungkap Saiful Mujani, pendiri SMRC.
Survei ini juga menunjukkan bahwa ketakutan untuk bergabung dengan organisasi meningkat dari 14 persen menjadi 28 persen, ketakutan menjalankan agama meningkat dari 7 persen menjadi 21 persen, dan persepsi atas pelanggaran konstitusi dan undang-undang oleh pemerintah melonjak dari 40 persen menjadi 52 persen.
Yang lebih mengkhawatirkan, otokratisasi ini dirasakan lebih kuat oleh warga yang berpendidikan tinggi. Sebanyak 51 persen warga berpendidikan perguruan tinggi menyatakan selalu atau sangat sering takut bicara soal politik, sementara hanya 43 persen warga berpendidikan SD yang merasakan hal serupa.
Survei ini menjadi bukti nyata bahwa kebebasan berpendapat dan demokrasi di Indonesia tengah menghadapi tantangan serius. Apakah ini pertanda buruk bagi masa depan demokrasi Indonesia?
Tinggalkan komentar