Berita-rakyat melansir, pernikahan Happy Salma dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana Kerthyasa pada 3 Oktober 2010 menyimpan kejutan tak terduga. Aktris cantik itu mengaku awalnya tak menyadari suaminya merupakan keturunan bangsawan Ubud. Pengakuan mengejutkan ini diungkap Happy Salma dalam tayangan Rumpi Trans TV, Minggu (22/12).
Baca Juga
"Kita sama-sama orang Indonesia, tapi ke setiap daerahnya terasa asing. Apalagi Bali kan dekat banget sama Sunda, Jakarta. Tapi saya nggak tahu banyak," ungkap Happy Salma. Perbedaan budaya terasa begitu nyata saat ia melangsungkan pernikahan. Ia tercengang melihat antusiasme masyarakat yang berbondong-bondong membantu dan memberikan bingkisan. Ternyata, hal tersebut merupakan tradisi kearifan lokal yang mencerminkan sistem kekerabatan dan kasta di Bali.
"Pas pertama kali menikah, di sana ada sistem kasta yang berlaku dan berbeda-beda cara mendefinisikan ritual adat. Betapa banyak masyarakat terlibat dalam kegiatan, ratusan orang berbondong-bondong, memberikan hadiah terus bingkisan kayak hasil bumi atau apa, saya pikir itu hanya berlaku di cerita-cerita zaman dulu ya," kenang Happy Salma sambil tersenyum. Ia merasa seperti memasuki dunia dongeng kerajaan. "Saya pikir hanya ada di dalam cerita. Ternyata saya mengalami cerita itu," tambahnya.
Ibu dua anak ini mengakui adanya culture shock awal. Namun, seiring waktu, ia beradaptasi. Meskipun suaminya berdarah bangsawan, Happy Salma menggambarkan Tjok Gus sebagai sosok yang santai dan jauh dari kesan kaku seorang bangsawan. "Saya awalnya ada syok culture, harus adaptasi, tapi menurut saya kita menikah dengan siapapun pasti ada adaptasi. Kalau di cerita buku legenda, pangeran ada pangeran, dia kan tidak seperti pangeran, biasa saja," tutupnya.
Tinggalkan komentar