Berita-rakyat mengabarkan kontroversi pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional Jakarta. Stefan Antonio, pegiat media sosial, turut berkomentar terkait insiden yang mengejutkan para pengunjung yang sudah hadir di acara pembukaan tersebut. Pintu galeri mendadak ditutup, lampu dipadamkan, dan pameran yang telah dipersiapkan selama setahun dibatalkan secara tiba-tiba.

Stefan menilai karya-karya Yos Suprapto memang "nampol" dan sarat kritik sosial. Lewat akun X pribadinya (@StefanAntonio__), ia menyatakan bahwa karya-karya tersebut pasti membuat beberapa pihak merasa tersentil, bahkan hingga bereaksi dengan membatalkan pameran. "Wah, karyanya emang nampol sih, pelukis Yos Suprapto pasti bikin kuping merah," cuit Stefan.

Menurutnya, pembredelan pameran ini justru membuktikan kekuatan seni sebagai media kritik, bahkan di era yang seharusnya menjunjung kebebasan berekspresi. Namun, ia juga mengingatkan agar pihak-pihak yang merasa tersinggung tidak perlu berlebihan. "Tapi namanya karya seni, ya ga usah pada baperan juga sih mestinya," tambahnya.

Stefan menekankan peran penting seniman sebagai pengawal demokrasi melalui karya-karya mereka, termasuk kritik-kritik tajam yang sarat makna. Ia melihat pembatalan pameran ini sebagai bentuk pembungkaman suara seniman dan sebuah bentuk penyensoran yang tidak seharusnya terjadi. Kejadian ini menjadi sorotan tajam tentang bagaimana seni dan kritik masih menghadapi tantangan di tengah masyarakat.