Berita-rakyat mengabarkan tanggapan Anas Urbaningrum terkait pengunduran diri Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Anas mengajak publik untuk melihat peristiwa ini dari sudut pandang yang lebih luas, bukan hanya terpaku pada kontroversi "es teh" yang menyertainya.

Baca Juga
"Jangan hanya fokus pada hiruk-pikuk pasca kasus es teh dan Gus Miftah," tegas Anas melalui akun X pribadinya, @anasurbaninggrum, pada 7 Desember 2024. Ia mendorong agar masyarakat melihatnya sebagai kesempatan untuk membangun tradisi baru dalam pemerintahan, sebuah budaya yang mengedepankan akuntabilitas dan menghindari pengkultusan jabatan.

Menurut Anas, keputusan Gus Miftah untuk mundur menunjukkan keberanian yang patut dihargai. "Berani mundur itu lebih berat ketimbang ambisi maju," ujarnya. Ia menekankan pentingnya mengambil hikmah dari setiap peristiwa, bahkan yang kurang menyenangkan, sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Anas juga mengingatkan agar publik tidak terjebak dalam pandangan sempit. "Jangan miopik, terpaku pada peristiwa saja," imbuhnya. Dengan demikian, peristiwa ini bisa menjadi momentum untuk melahirkan sintesis baru yang mendorong kemajuan bangsa. Pengunduran diri Gus Miftah, bagi Anas, merupakan pelajaran berharga tentang akuntabilitas publik dan pentingnya desakralisasi jabatan.
Tinggalkan komentar