Berita-rakyat – Penjualan mobil di Indonesia masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan total penjualan nasional baru mencapai 657.223 unit secara retail (diler ke konsumen). Angka ini jauh dari target awal pemerintah yang ingin mencapai satu juta unit penjualan mobil pada 2024.

Baca Juga
Iwan Setiawan, CEO of MarkPlus, Inc. & Marketeers, mengungkapkan beberapa alasan di balik lesunya penjualan mobil nasional. Hasil survei online yang dilakukan pihaknya pada Agustus 2024 kepada 180 responden di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa 56% konsumen menilai harga mobil baru terlalu mahal, bahkan melampaui pendapatan mereka.
"Selain itu, 50% responden menilai pajak mobil terlalu tinggi," ungkap Iwan dalam acara Automotive Industry Roundtable: Navigating the Future of The 4W Industry di Jakarta, Rabu (6/11/2024).

Pajak, yang meliputi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Value Added Tax (VAT), dan bea masuk, dapat menaikkan harga mobil baru hingga 20-25%.
Survei juga menunjukkan bahwa 37% responden menilai bunga leasing terlalu tinggi, sementara 26% responden lebih memilih mobil bekas dibandingkan mobil baru.
Lantas, apa yang harus dilakukan produsen untuk meningkatkan penjualan mobil nasional?
Iwan menyarankan produsen untuk memahami target konsumen mereka. Ia mengidentifikasi empat segmen konsumen mobil, yaitu analyst, realist, expressionist, dan conformist. Dari keempat segmen ini, produsen bisa menjadikan konsumen di segmen analyst sebagai target utama.
"Sebanyak 50,3% konsumen mobil di Indonesia berada di segmen analyst. Mereka menganalisis dan mempertimbangkan semuanya, mulai dari produk, harga, hingga ketersediaan sparepart-nya," jelas Iwan.
Konsumen di segmen analyst biasanya melakukan riset secara online dan membeli mobil secara offline di diler. Oleh karena itu, produsen perlu meningkatkan media online mereka.
"Mereka perlu mengoptimasi SEO di situs web mereka dan meningkatkan media sosial lewat kerja sama dengan influencer dan lainnya. Mereka juga bisa menyediakan virtual chat atau consultant untuk menjawab pertanyaan konsumen secara real-time," tambah Iwan.
Selain itu, produsen juga perlu meningkatkan layanan di diler.
"Mereka bisa menawarkan test drive ke konsumen dan melatih staf yang bertugas di diler agar mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen," pungkas Iwan.
Tinggalkan komentar