Berita-rakyat – Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari, mengungkapkan kekecewaan atas ketidakhadiran Retno Marsudi dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Retno, Menteri Luar Negeri dua periode, dianggap sebagai sosok berprestasi cemerlang yang seharusnya mendapat tempat di kabinet baru.
Baca Juga
Feri mempertanyakan perubahan arah diplomasi Indonesia yang terkesan mengarah ke pendekatan maskulin, dan mempertanyakan stigma negatif terhadap feminisme. "Emang apa salahnya dengan feminisme?," ujarnya melalui akun X @CakKhum (18/10/2024).
Ia menyorot kinerja gemilang Retno di kancah internasional, terutama saat Indonesia menjabat sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. "Bukankah Bu Retno tampil sangat berlian dalam diplomasi kemarin? Pertama kali Indonesia menjadi anggota dewan keamanan (PBB), tapi tidak dipilih jadi Menteri yang berprestasi seperti ini," tegasnya.
Feri mengeluhkan ketidakadilan yang diterima Retno, di mana prestasinya tak dihargai dengan posisi di kabinet baru. "Diplomasi tadi soal maskulin dan feminim bahwa ini pertama kali Indonesia menunjukkan keberanian luar biasa dalam forum-forum PBB itu workout berapa kali," jelasnya. "Ini luar biasa sekali menurut saya. Jadi untuk diplomasi ini perlu diberikan nilai B plus nih. Malah ternyata tidak dipilih itu," tambahnya.
Ia juga menyoroti penunjukan pejabat yang memiliki hubungan keluarga dengan Presiden, seperti keponakan yang menjadi Wakil Menteri Keuangan. "Kalau soal KKN, tetap KKN ada keponakannya jadi Wakil Menteri Keuangan. Faktanya begitu," ungkap Feri.
Tinggalkan komentar