Berita-rakyat mengungkap fakta pahit tentang kesejahteraan guru honorer di Indonesia. Hasil riset kolaborasi Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) dan GREAT Edunesia Dompet Dhuafa menunjukkan realita yang memprihatinkan: mayoritas guru honorer menerima gaji jauh di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Baca Juga
Data yang mengejutkan menyebutkan bahwa 74 persen guru honorer di Indonesia hanya menerima gaji di bawah Rp2 juta per bulan. Lebih memprihatinkan lagi, 20,5 persen di antaranya bahkan menerima gaji di bawah Rp500 ribu per bulan! Angka ini jauh di bawah UMK terendah di Indonesia tahun 2024, yaitu Kabupaten Banjarnegara dengan UMK Rp2.038.005. Artinya, para guru honorer, bahkan di daerah dengan biaya hidup terendah sekalipun, masih harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Muhammad Anwar, peneliti IDEAS, menjelaskan bahwa dengan rata-rata tanggungan keluarga sebanyak tiga orang, sebanyak 89 persen guru honorer mengaku penghasilan mereka pas-pasan bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hanya 11 persen yang merasa cukup dan masih memiliki sisa penghasilan.
Kondisi ekonomi yang sulit memaksa banyak guru honorer untuk mencari pekerjaan sampingan demi menutupi kebutuhan hidup mereka dan keluarga. Realita ini menjadi tamparan keras bagi kita semua, dan mendesak adanya perhatian serius dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para pahlawan tanpa tanda jasa ini. Nasib guru honorer yang memprihatinkan ini harus segera mendapatkan solusi yang tepat dan berkelanjutan.
Tinggalkan komentar