Berita-rakyat menyebut pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia menimbulkan gejolak. Keputusan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang menilai karya-karya tersebut mengandung "makian" mendapat kecaman keras dari seniman tersebut.
Baca Juga
Dalam jumpa pers bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Sabtu (21/12/2024), Yos Suprapto melontarkan kritik pedas. Ia menganggap pernyataan Fadli Zon menunjukkan ketidakpahaman mendalam terhadap seni dan budaya. "Jika Fadli Zon menyebut karya seni ini tendensius, berarti dia tak memahami bahasa seni atau budaya," tegas Yos. Ia bahkan secara blak-blakan menyarankan agar Fadli Zon mundur dari jabatannya jika tak mampu memahami seluk-beluk dunia seni. "Lebih baik dia tidak perlu menjadi menteri kebudayaan," tandasnya.
Pernyataan Yos ini langsung memicu pertanyaan publik terhadap kapasitas Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan. Meskipun latar belakang pendidikannya terbilang mentereng – lulusan SMA Jakarta, program pertukaran pelajar di Amerika Serikat, Sastra Rusia UI, Master of Science dari LSE, dan Doktor Ilmu Sejarah UI – kemampuannya dalam mengapresiasi seni rupanya dipertanyakan. Aktivitasnya di Teater Sastra UI dan Senat Mahasiswa FSUI semasa kuliah pun tak cukup menjawab keraguan tersebut. Polemik ini pun mengundang pertanyaan: apakah ini pertanda perang budaya, atau sekadar ketidakpahaman seorang menteri terhadap dunia seni?
Tinggalkan komentar