Berita-rakyat.co.id, Jakarta – Pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional menimbulkan gelombang kontroversi. Tokoh NU, Islah Bahrawi, menilai tindakan pembredelan tersebut sebagai cerminan ketakutan yang mendalam terhadap kebenaran.
Baca Juga
"Mereka yang bersalah paling takut pada gambaran kebenaran," tegas Islah melalui akun X pribadinya (@islah_bahrawi) pada 21 Desember 2024. Ia menekankan bahwa aksi tersebut justru mengungkap siapa yang sebenarnya ketakutan dan apa yang sebenarnya diperjuangkan. "Pembatalan ini menunjukkan dengan jelas siapa yang takut dan apa yang sebenarnya benar," tambahnya.
Islah menilai, jika sebuah karya seni visual saja dianggap mengancam dan harus dibungkam, maka tingkat ketakutan yang ada telah mencapai titik yang sangat mengkhawatirkan. "Jika lukisan saja dibungkam, berarti ketakutannya sudah sampai ubun-ubun," tandasnya.
Insiden ini terjadi secara tiba-tiba. Para pengunjung yang telah hadir untuk pembukaan pameran mendapati pintu Galeri Nasional tertutup rapat, lampu padam, dan acara dibatalkan. Kekecewaan pun menyelimuti para pengunjung.
Pameran yang telah dipersiapkan selama setahun ini kandas karena perbedaan pandangan antara kurator Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, dan seniman Yos Suprapto. Suwarno meminta lima dari 30 lukisan diturunkan dengan alasan tema dan pesan yang disampaikan terlalu vulgar dan menyangkut praktik kekuasaan. Namun, Yos Suprapto menolak karena menganggap lukisan-lukisan tersebut tetap relevan dengan tema pameran.
Tinggalkan komentar