Berita-rakyat sebelumnya memberitakan kontroversi yang melanda Gus Miftah setelah video dirinya mengolok-olok pedagang es teh di sebuah kajian di Magelang viral. Aksi tersebut memantik gelombang kritik di media sosial, banyak yang menilai sikap Gus Miftah tidak mencerminkan figur ulama. Peristiwa ini pun memicu perdebatan publik, terutama setelah Buya Yahya turut angkat bicara.

Baca Juga
Dalam ceramahnya yang beredar di YouTube, Buya Yahya secara tegas mengkritik tindakan merendahkan orang lain, mengatakan bahwa perilaku tersebut bukanlah akhlak terpuji. "Jangan biasa merendahkan orang lain, guyonan-guyonan yang merendahkan itu bukan akhlaknya orang yang mulia," tegasnya. Buya Yahya menekankan bahwa merendahkan orang lain justru menjatuhkan wibawa seseorang, bahkan di hadapan Tuhan. Beliau juga mengingatkan bahwa Rasulullah SAW, dengan derajat setinggi-tingginya, tidak pernah merendahkan siapapun. "Kita ini siapa kok berani merendahkan orang itu? Akhlak apa itu?" tanyanya retoris.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengutip Imam Ghazali, mengingatkan bahwa keadaan seseorang bisa berubah. "Orang itu memang jelek hari ini, tapi bisa saja esok hari menjadi lebih bagus dari saya," ujarnya. Menurut Buya Yahya, seorang pendakwah seharusnya tidak memandang rendah jamaahnya. "Dalam mengajak kebaikan dengan dakwahnya Nabi adalah memandang mereka dengan pandangan cinta dan kasih sayang, bukan dengan pandangan merendahkan," jelasnya. Ia bahkan menyatakan bahwa seorang ustaz yang merendahkan jemaahnya, "dia runtuh, bukan ustaz lagi. Dia perlu belajar lagi." Pernyataan Buya Yahya ini seolah menjadi kritik tersirat namun tajam terhadap tindakan Gus Miftah. Perang pandangan soal etika di kalangan ulama ini pun semakin memanas dan menarik perhatian publik.

Tinggalkan komentar