Berita-rakyat – Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, memberikan pernyataan mengejutkan terkait pembubaran diskusi kebangsaan yang digelar di Kemang, Jakarta Selatan. Ia menegaskan bahwa yang menyerbu hotel Grand Kemang bukanlah preman, melainkan aparat bermasker yang bergerak sesuai SOP.
Baca Juga
"Yang menyerbu hotel jelas bukan preman," tegas Gigin melalui akun X-nya. "Mereka aparat bermasker sehingga gerakannya sesuai SOP," tambahnya.
Gigin bahkan menekankan bahwa tindakan mereka menunjukkan koordinasi dan perintah yang jelas. "Begitu diperintahkan mundur langsung menghilang," tandasnya.
Pernyataan Gigin ini muncul setelah Ferdinand Hutahean, seorang tokoh publik, mengungkapkan dugaan keterlibatan pihak istana dalam pembubaran diskusi tersebut. Diskusi yang melibatkan tokoh-tokoh seperti Din Syamsuddin, Refly Harin, dan Said Didu ini memang membahas isu-isu sensitif, termasuk gratifikasi Kaesang terkait jet pribadi dan isu Blok Medan di Maluku Utara yang melibatkan Bobby dan Kahiyang.
Pembubaran diskusi ini pun memicu pertanyaan besar tentang kebebasan berpendapat di Indonesia. Apakah benar aparat bermasker terlibat dalam pembubaran ini? Dan apa motif di balik tindakan tersebut?
Tinggalkan komentar