Berita-rakyat mengabarkan kritikan pedas dari Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, terhadap program makan gratis Presiden Prabowo Subianto. Gigin menilai bantuan keuangan untuk program ini sebagai tindakan memalukan. Menurutnya, bantuan tersebut bagaikan "orang kaya memberi receh kepada pengemis," khususnya jika dibandingkan dengan negara maju seperti Inggris dan Cina.
Baca Juga
Anggaran fantastis Rp71 triliun dialokasikan untuk program ini, menargetkan 19,47 juta penerima manfaat, mulai dari anak sekolah hingga ibu hamil dan menyusui. Rinciannya, Rp63,356 triliun untuk pemenuhan gizi dan Rp7,433 triliun untuk manajemen program.
Badan Gizi Nasional (BGN) merencanakan tiga skema penyaluran: membangun dapur pusat, membangun dapur di sekolah/pesantren besar (minimal 2.000 siswa), dan pengiriman paket makanan vakum ke daerah terpencil. Pengiriman ke daerah terpencil akan dilakukan mingguan atau bulanan, dengan variasi menu. Namun, Gigin mempertanyakan efektivitas dan ketepatan sasaran program dengan anggaran yang sangat besar tersebut. Ia menilai, program ini seharusnya dirancang lebih terarah dan efisien agar dampaknya lebih signifikan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Tinggalkan komentar