Berita-rakyat sebelumnya telah memberitakan rencana pemerintah menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun 2025. Rencana ini kini menuai gelombang protes, terutama dari kalangan pegiat media sosial. Salah satunya Stevan Antonio, yang lantang menyuarakan penolakan keras terhadap kebijakan tersebut.
Baca Juga
Stevan, melalui akun X-nya, mengungkapkan prediksi kenaikan harga barang-barang konsumsi akibat kebijakan ini. Ia memperingatkan bahwa harga tekstil diperkirakan akan melonjak hingga 21,6 persen di tingkat konsumen. "Pliisss Bantu TOLAK PPN 12% ini. Biar sampai didengar Presiden," tulisnya dalam unggahan yang viral tersebut.
Kecemasan Stevan bukan tanpa dasar. Ia mengaku telah memprediksi dampak kenaikan harga ini jauh sebelum rencana kenaikan PPN diumumkan. "Apa gue bilang kemaren! Realitanya minimal sampai ke Konsumen bakalan naiknya 20-25%," tegasnya. Ia juga menyoroti minimnya perhatian terhadap dampak kenaikan 1 persen ini, yang dianggap remeh oleh sebagian pihak. "Mana Buzzer-Buzzer yang dari kemarin mengecilkan dampak kenaikan cuma 1% dan 9%! Keterlaluan Kalian ngebelain sampai membuat Pembodohan Publik," kecamnya.
Stevan menekankan bahwa kenaikan PPN bukanlah hal sepele. Dampaknya akan meluas dan berpotensi menimbulkan penurunan daya beli masyarakat secara signifikan. "Dampak PPN kali ini Massive! Terutama nanti efek dominonya menyebabkan bertambah turunnya Daya Beli Masyarakat," ungkapnya. Pernyataan Stevan ini menjadi sorotan dan memicu perdebatan publik mengenai dampak ekonomi jangka panjang dari kenaikan PPN tersebut. Apakah kenaikan ini akan berdampak buruk bagi perekonomian rakyat atau hanya sekadar angka? Pertanyaan ini masih menjadi perdebatan yang perlu dikaji lebih mendalam.
Tinggalkan komentar